Istilah yang terkesan hiperbolik. Namun kenyataannya, memang begitulah cara kerja kanker mulut/leher rahim (serviks) itu.
Pada stadium nol, satu, dan dua, kanker serviks ini tidaklah memperlihatkan gejala. Dia baru memperlihatkan gejala pada stadium lanjut, saat cengkeramannya sudah menjalar keluar serviks.
Sejumlah negara maju seperti Jepang, umumnya sudah menerapkan skrining massal terhadap perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual. Inilah yang menjadikan kanker serviks bisa dicegah pada tahap sangat dini: pra kanker.
Namun di Indonesia, jangankan skrining massal, sosialisasinya pun masih sangat minim.
''Negara-negara maju sudah bisa mencegah kanker serviks dan mengobatinya sejak awal, karena semua perempuan yang pernah berhubungan seksual diwajibkan melakukan pap smear. Di negara maju, nomor satu adalah kanker payudara. Di sini, nomor satu kanker serviks, '' Ketua III Yayasan Kanker Indonesia (YKI), dr Sumarjati Arjoso SKM, pekan lalu.
Di Indonesia, karena tak ada skrining massal dan minimnya sosialisasi, kanker serviks yang merupakan tumor ganas, sering baru diketahui pada stadium lanjut. Tak heran bila kanker serviks menempati urutan pertama pembunuh akibat kanker di Indonesia.
''Di sini, yang ditemukan pada stadium awal itu jarang,'' kata Sumarjati.
Di RS Kanker Dharmais (RSKD), ada 801 kasus baru yang tercatat. Dr Fielda Djuita Sp.Rad dari Instalasi Radioterapi RSKD, mengungkapkan total kunjungan ke Instalasi Radio Terapi RSKD pada tahun 2005, mencapai 20.529. ''Lebih dari 50 persen datang dalam keadaan stadium IV-B,'' katanya.
Di RS Dr Sardjito mencatat terjadinya peningkatan kasus kanker serviks. Tahun 1990-an lalu, kata Burham, hanya ada 150 kasus baru per tahun. Saat ini, sudah mencapai 250 kasus baru per tahun. Sebanyak 70 sampai 80 persen masuk RS pada stadium lanjut.
Makin tinggi stadium saat kanker serviks diketahui, angka harapan hidup penderitanya kian menipis.
- Stadium I : 95 persen.
- Stadium II : 60 persen.
- Stadium III : 35-40 persen.
- Stadium IV : 10 persen saja.
''Kecuali kalau operasi dilakukan pada stadium pra kanker (stadium nol), angka harapan hidupnya bisa sampai 100 persen,'' kata dr Burham Warsito, SpOG, K.Onk dari RS Dr Sardjito, Yogyakarta. Namun, pengurus Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), ini, menyayangkan karena penanganan sering pada stadium lanjut.
Memang tak semua HPV tersebut bisa berlanjut menjadi kanker. Menurut Boyke, sebanyak 60-70 persen pasien yang terinfeksi HPV bisa sembuh tanpa diobati. Sebanyak 30-40 persen yang berlanjut ke tahap berikutnya. ''Tapi, dari 30-40 persen ini, hanya separuhnya yang berlanjut menjadi kanker serviks,'' katanya.
Namun YKI membuat perkiraan yang lebih dramatis. Menurut Sumarjati, setiap tahun ada 15 ribu kasus baru kanker serviks di Indonesia. Dari jumlah tersebut, setiap tahun diperkirakan sebanyak delapan ribu meninggal dunia. ''Yang tujuh ribu sebagian mungkin sembuh, meninggal tahun depan, atau tahun depannya lagi.''
STADIUM I - IV dan EFEKNYA
Stadium I:
- Kanker hanya terbatas pada daerah mulut dan leher rahim (serviks). Stadium I ini terbagi dua. Pada stadium I-A baru didapati karsinoma mikro invasif di mulut rahim. Pada stadium I-B, kanker sudah mengenai leher rahim.
- Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium I diperkirakan 70-95 persen.
- Angka harapan hidup 95 persen.
Stadium II:
- Kanker sudah mencapai badan rahim (korpus) dan sepertiga vagina. Pada stadium II-A, kanker belum mengenai jaringan-jaringan di seputar rahim (parametrium). Stadium II-B mengenai parametrium.
- Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium II diperkirakan 60 persen.
- Angka harapan hidup 60 persen.
Stadium III:
- Pada stadium III-A, kanker sudah mencapai dinding panggul. Stadium III-B kanker mencapai ginjal.
- Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium III diperkirakan 30 persen.
- Angka harapan hidup 35-40 persen.
Stadium IV:
- Pada stadium IV-A, kanker menyebar ke organ-organ terdekat seperti anus, kandung kemih, ginjal, dan lain-lain. Pada stadium IV-B, kanker sudah menyebar ke organ-organ jauh seperti hati, paru-paru, hingga otak.
- Tingkat keberhasilan pengobatan pada stadium IV diperkirakan nol persen.
- Angka harapan hidup 5-10 persen.Baca juga :

Tidak ada komentar:
Posting Komentar